Sunday, June 20, 2010

Tahniah Hari Jadi Pekanbaru ke-226 : Prestasi Yang Mengangkat Marwah Negeri



Lihat : Sejarah dan Budaya Asli Pekanbaru

‘’Dulu lain sekarang lain’’ syair lagu Datok SM Salim ini bolehlah diberikan gelar kepada Kota Pekanbaru yang sekarang sekarang semakin menggeliat, berprestasi dan terus berbenah diri. Kota Pekanbaru benar-benar berbeda dengan masa silamnya.

PEKANBARU sekarang sudah benar-benar dewasa. Sebab kota yang terkenal berkat Pasar Wisata (Pasar Bawah), Masjid Raya bersama makam para sultan Kerajaan Siak ini sudah memasuki usia ke-226 tahun. Sekarang Pekanbaru bukan kota kecil, akan tetapi sudah menjadi salah satu Kota Besar di nusantara ini.

Dikaji ke belakang, terutama pada tahun 60-an, Kota Pekanbaru merupakan kota kecil yang penduduknya rata-rata tinggal di tepian Sungai Siak. Jumlah kampungnya pun tidak seberapa. Saat itu beberapa perkampungan yang terkenal Tanjung Rhu, Sago, Sumahilang, Nelayan, Senapelan, Lima Puluh dan Rintis. Soal jumlah penduduknya, tidak lebih hanya 50 ribu KK saja.

Dilihat dari sarana prasarana transportasi juga sangat sederhana. Jalan rayanya hanyalah jalan yang disiram minyak mentah. Tidak pula dilalui banyak kendaraan. Pasalnya masih banyak yang berjalan kaki atau menggunakan rakit untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain dengan melewati sungai.

Namun bila melihat Pekanbaru sekarang, sudah sangat berubah wajahnya. Pembenahan yang dilakukan di sana-sini paska otonomi daerah terlebih saat dipimpin oleh Wali Kota Pekanbaru Herman Abdullah menunjukkan hasil yang gemilang. Tidak saja membuat Kota Pekanbaru makin molek tetapi juga membuat Kota Pekanbaru bertabur prestasi.


Itu bisa dilihat dari pembangunan di sepanjang jalan protokol. Kiri dan kanan jalan sudah berdiri rumah toko (ruko) megah, komplek pertokoan, plaza dan mal. Ada Senapelan Plaza, Citra Plaza, Mal Pekanbaru, Mal Ciputra Seraya, Mal SKA, MTC atau Giant. Banyaknya pusat perbelanjaan itu menjadi bukti bahwa investor sangat berminat menanamkan modalnya di Pekanbaru.

Sedangkan jalur transportasi, darat saat sekarang sangat sulit untuk melihat orang bersepeda, akan tetapi rata-rata memakai kendaraan roda dua dan empat. Sedangkan jalur udara sudah terbentang Bandar Udara (Bandar) Sultan Syarif Kasim (SSK II) bertarap internasional. Begitu juga jalur air, telah berdiri Pelabuhan Sungai Duku, juga melayani jalur regional, yaitu melayani penumpang dari Pekanbaru-Malaysia dan sebaliknya.

Jika menyinggung prestasi, Pekanbaru tidak bisa dianggap sepele. Dalam empat tahun terakhir ini saja sudah tidak terhitung penghargaannya. Misalnya untuk tingkat provinsi, Pekanbaru berhasil menjadi penghargaan kota Investment award, kota terbersih dan lain sebagainya.

Begitu juga di tingkat nasional Pekanbaru pun bisa mengalahkan beberapa kota besar lainnya di Indonesia terutama dibidang transportasi. Pasalnya Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) tertib lalu lintas dan angkutan kota, Bintang Keteladanan Akhlak Mulia, dan Piala Adipura juga diraihnya.

‘’Penghargaan WTN dan Adipura merupakan kerja keras seluruh aparat pemerintahan dan didukung masyarakat. Makanya penghargaan tingkat nasional itu bisa kita raih dari tahun ke tahunnya,’’ kata Wali Kota Pekanbaru, Drs H Herman Abdullah MM beberapa waktu lalu.


Makin Menggeliat

Geliat Kota Pekanbaru yang menjanjikan kemakmuran tercium juga ke negeri tetangga. Itulah sebabnya banyak warga pendatang yang hijrah ke Kota Pekanbaru. Akibatnya penduduk Kota Pekanbaru yang pada tahun 1991 hanya 520 ribu jiwa, kini bahkan sekarang sudah mendekati 800 ribu jiwa lebih.


’’Berdasarkan data yang kita miliki jumlah penduduk Pekanbaru sudah mencapai 800 ribu lebih, dan tinggal beberapa waktu saja bisa saja mencapai 1 juta jiwa, dan wajar jika Pekanbaru ini sudah menjadi kota metropolitan,’’ ujar Herman Abdullah beberapa waktu lalu.

Geliat itu juga, kata Herman Abdullah, membuat pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru meningkat dari tahun ke tahun. Sebelumnya tahun 1999 Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pekanbaru hanya Rp77,7 miliar. Namun tahun 2001 menjadi meningkat hampir empat kali lipat menjadi Rp346 miliar. Peningkatan APBD terus terjadi seperti tahun 2006 APBD mengalami peningkatan menjadi Rp1 triliun lebih. Tahun 2007 meningkat lagi menjadi Rp1,2. Tahun 2008 sedikit terjadi penurunan yaitu Rp1,1 triliun, Tahun 2009 sebesar Rp1,2 triliun dan tahun 2010 ini kembali di posisi Rp1,27 triliun.

Jika di telaah peningkatan itu menandakan pendapatan masyarakat Pekanbaru juga mengalami peningkatan pula. Salah satu barometernya bisa diketahui dari jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Menurut Herman Abdullah, tahun 1999 hanya sebesar Rp12,7 miliar, tahun 2001 Rp37,7 miliar. PAD mengalami peningkatan berarti pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp102 miliar. Tahun 2007 meningkat lagi menjadi Rp105,05 miliar. Sedangkan tahun 2008 Rp154 miliar, tahun 2009 lalu Rp181 miliar sedangkan tahun 2010 ini Pemko Pekanbaru menaikan target PAD menjadi Rp196 miliar.

Besarnya APBD tahun ke tahun tersebut, menurut Herman Abdullah, tetap memperioritaskan pembangunan daerah pinggir kota. Terutama pembangunan infrastruktur jalan dan drainase. Ini dibuktikan setiap tahun dalam APBD untuk pembangunan ruas jalan tetap daerah pinggir menjadi prioritas. Seperti di Kecamatan, Tenayanraya, Marpoyandamai, Tampan, Payung Sekaki dan Kecamatan Bukitraya. ‘’Dalam kota ada juga hanya saja porsinya lebih kecil. Terutama untuk perbaikan atau semenisasi ruas jalan yang sudah parah,’’ jelasnya.


Pendidikan Murah dan Berkualitas


Dengan mempergunakan anggaran APBD pada 2006 lalu program pendidikan murah dan berkualitas dikumandangkan menjadi tujuan utama Pekanbaru. Salah satu langkah yang dibuat adalah menggratiskan buku mulai dari kelas 1 SD hingga kelas III SMP. Secara berangsur tapi pasti pada 2007 dilakukan pula sampai tingkat SMA. Sebagai pengguna anggaran pada tahun 2007 senilai 23 persen dari APBD 2007 dipergunakan untuk pelaksanaan pendidikan di Pekanbaru. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan gedung sekolah dan menggratiskan biaya ujian lokal serta nasional dan menggratiskan penerimaan siswa baru.

Sementara untuk meningkatkan kualitas guru diberikan tambahan insentif sebesar Rp1,5 juta terhadap guru. Insentif ini juga diberikan bagi tenaga medis. Pembangunan sekolah binaan di setiap kecamatan mulai dari TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Salah satunya SMP dan SMA Bukitraya yang sudah menghabiskan dana Rp2 miliar beberapa waktu lalu.

Tujuannya untuk mempermudah anak-anak masuk sekolah tidak perlu lagi berebut memasuki sekolah favorit di tengah kota karena sudah ada sekolah binaan di tempat mereka. Pengawasan pembangunan juga dilakukan terus oleh Wali Kota Pekanbaru. Sesekali wali kota bersama satker terkait melakukan sidak ke tempat pelaksanaan pembangunan.

Pernyataan tegas dan lugas selalu dilontarkan Herman Abdullah setiap kali melakukan peninjauan.’’Saya ingin bangunan yang dikerjakan bisa dimanfaatkan masyarakat banyak dan tahan lama. Jangan asal kerja dan jadi saja. Pengawasan saya minta dilakukan terus terhadap pembangunan gedung sekolah serta fasilitas umum lainnya,’’ ucap Herman setiap kali melakukan peninjauan.

Sedangkan untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, pemerintah juga terlihat berusaha memberikan pelayanan Puskesmas murah sejak tahun 2006-2010 ini terus berlaku. Anggaran Rp1 miliar biaya operasional Puskesmas Rawat Inap dikucurkan terus sejak tahun 2006 hingga 2010 ini. Peningkatan gizi makanan sehat bagi balita juga diberikan pemerintah. Dengan tujuan masyarakat bisa mendapatakan pengobatan secara baik dan berobat dengan biaya murah di tempat tersebut. Penyediaan tempat yang cukup presentatif dengan tenaga dokter berkualitas.



Dibidang pelayanan publik, Pemko Pekanbaru juga terus berupaya terutama telah terbentuknya Badan Pelayanan Terpadu (BPT). Untuk melayani masyarakat mengurus semua perizinan mulai dari IMB, SITU, SIUP, dan sebagainya. Dengan biaya murah dan cepat atau tidak membutuhkan waktu lama semua bisa dilakukan di BPT . Sedangkan di bidang kependudukan, saat sekarang semua sudah diberlakukannya, SIAK online. Kemudian saat sekarang sudah terpusat di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

‘’Untuk KTP kita memberlakukan tanda tangan scanning sedangkan untuk kartu keluarga (KK) masih tandatangan basah. Meskipun satu pintu prosesnya tetap saja dari RT, Lurah, Camat dan kemudian baru di Distarduk. Paling lama selesai 14 hari sesuai Perda,’’ jelas Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Drs H Mohd Noer MBS MHum MSi.


Mengatasi Kemacetan Lalu-lintas

Untuk mengatasi kemacetan pemerintah berupaya memaksimalkan berbagai program pembangunan. Ini seperti pembangunan halte, jembatan penyeberangan, dan membangun pagar pembatas median jalan di sejumlah jalan-jalan protokol. Selanjutnya saat sekarang sudah ada Trans Metro Pekanbaru, jadi masyarakat tak lagi naik angkutan melalui pinggir jalan tapi di halte bus Trans Metro yang tersedia.

Memang untuk saat sekarang baru beberapa ruas jalan saja, terutama di Jalan Jenderal Sudirman, Tuanku Tambusai, Imam Munandar dan Jalan KH Nasution. Dan rencananya tahun 2010 ini dibangun di Jalan HR Soebrantas, sebab beberapa halte bus Trans Metro sudah terbangun. Dengan harapan tidak hanya ruas Jalan Jendral Sudirman saja sebagai kawasan percontohan tertib lalu-lintas, tetapi jalan-jalan lain seperti Jalan Imam Munandar, KH Nasution dan Jalan Tuanku Tambusai dan Jalan Riau ke depan diupayakan menjadi jalan percontohan tertib lalu-lintas.

‘’Kita berharap Trans Metro bisa mengurangi kemacetan lalu lintas. Memang untuk sekarang tak ada batasan untuk angkutan kota untuk masuk ke jalan tersebut, tapi kedepan jika ini lancar, bisa saja angkutan kota dialihkan ke pinggir kota,’’ jelas Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi, Drs Pria Budi kepada Riau Pos beberapa waktu lalu.

Ditambah lagi upaya agar jalan tak macet, pihaknya terus berupaya memaksimalkan keberadaan CCTV. Untuk mengawasi kemacetan dan keamanan para pengguna jalan. Soal kemacetan di persimpangan lampu merah.


Masih Ada yang Tertinggal

Sekian banyak keberhasilan pembangunan dan maju perekonomian masyarakat yang dilaksanakan Pemerintah Kota Pekanbaru, tetap saja ada beberapa permasalahan yang masih belum bisa diselesaikan. Di antaranya masalah banjir. Permasalahan ini tampaknya belum dapat diatasi oleh Pemko Pekanbaru. Namun begitu, Pemko sudah membuat strategi yang akan dilaksanakan bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Riau.

Pasalnya beberapa daerah di Kota Pekanbaru hingga saat sekarang tetap saja menjadi langganan banjir, terutama di Kecamatan Tampan, Kecamatan Rumbai Pesisir, Rumbai dan sebagian di Kecamatan Payung Sekaki. ‘’Kota kita memang maju, tapi masalah banjir masih tetap ada, dan harus mempunyai master plan yang jelas, sehingga masalah banjir bisa terselesaikan,’’ jelas Muhammadun warga Sukajadi kepada Riau Pos.

Menyikapi masalah banjir di Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir, Pemprov Riau sudah berupaya yaitu membangun pompa air yang dibangun beberapa anak sungai di daerah tersebut. Akan tetapi belum bisa mengatasi sepenuhnya. Meskipun ditutup pompa air tersebut, air tetap saja mengalir ke rumah warga melintasi ruas jalan. Hal ini terjadi ketika air Sungai Siak tinggi ketika hujan terus menerus terjadi di Pekanbaru dan ketika air pasang naik.

Dengan kondisi pemukiman penduduk semakin padat di Kota Bertuah saat sekarang, berbagai rencana dibuat Pemko dan Pemprov, salah satunya berencana membuat master plan mengatasi banjir. Bahkan pernah mendatangkan konsultan dari Belanda namun sampai saat sekarang belum bisa teratasi, karena biaya yang diinginkan begitu besar.

Meskipun master plan belum selesai, sharing anggaran antara Pemprov dan Pemko. Salah satunya Pemprov sudah membuat box culvert di Jalan HR Soebrantas sebagai upaya mengurani banjir di daerah tersebut.

Permasalahan banjir ini, Herman Abdullah, pernah meminta agar Dinas Pekerjaan Umum (PU) melakukan pendataan titik genangan air atau banjir. Di dalam kota terdapat beberapa titik genangan air, di antaranya di simpang lampu merah Jalan Soekarno-Hatta dan HR Soebrantas. Selanjutnya, simpang Jalan Cempaka dan Jalan Teratai dan beberapa titik di Jalan KH Ahmad Dahlan.

’’Kita sudah membuat beberapa box culvert, di antaranya simpang Jalan KH Ahmad Dahlan dan Jalan Tuanku Tambusai. Selanjutnya di antara Jalan Pepaya dan Jalan Tuanku Tambusai. Alhamdulillah itu sudah berkurang banjirnya,’’ kata Kabid Bina Marga Kota Pekanbaru, Dadang Eko Purwanto didampingi Kabid Cipta Karya, H Marwan.


sumber : Riaupos 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kris Hadiawan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger