Sunday, March 7, 2010

Arsitektur dan Ragam Corak Rumah Melayu Riau

Arsitektur dan Ragam Corak Rumah Melayu Riau 

setelah saya menyajikan bagaimana Arsitektur dan Corak Rumah Melayu  sebelumnya, kini saya paparkan secara lengkap bagaimana desain, arsitektur, corak, teknologi, dan bahan yang digunakan dalam membangun sebuah rumah melayu. Semoga bermanfaat :)



ANALISA BUDAYA MASYARAKAT RIAU

Sikap kerja sama dan kegotong royongan yang disebut “betayan” dan “upah seraya” mencerminkan sikap hidup terpuji , rukun dan penuh keluargaa, sehingga tanggung jawab pribadi menjadi tanggung jawab bersama, tanpa memandang kepada status social atau harta kekayaan seseorang.

Karenanya, seseorang anggota masyarakat yang paling miskin sekalipun dapat membuat rumah tempat tinggalnya

Dari tata ruangan kita melihat adanya pembagian ruangan yang cukup jelas. Bagian depan sekali yang disebut selasar, merupakan tempat menerima tamu biasa, tempat anak-anak bermain dan tempat meletakkan benda-benda kecil alat tani dan nelayan. Bagi keluargaa, selasar dapat pula dipergunakan untuk tempat berleha-leha, terutama keluarga laki-laki. Teman sejawat yang singgah untuk berbual-bual menunggui tuan rumah yang menyirat tuan rumah yang menyrat jala atau menengerjakan kerja rumah lainnya.

ANALISA BANGUNAN
Umumnya dinamakan “Rumah Bumbung Melayu” atau “Rumah Belah Bubung” atau “Rumah Rabung”
Nama ini awalnya diberikan oleh para pendatang bangsa asing terutamaorang Cina dan Belanda karena berbeda dengan bentuk rumah mereka seperti Kelenting maupun rumah limas.
Selain itu, sebutan lain yang diberikan kepada rumah itu berdasarkan Bentuk Kecuraman Atap, Variasi Atap dan letak Rumah.



PERKEMBANGAN ARSITEK RUMAH TRADISIONAL RIAU

JENIS BANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAKAT RIAU BANYAK MENGALAMI PERKEMBANGAN DALAM HAL FUNGSI DAN BENTUKNYA SERTATEKNOLOGI BAHAN YANG DIGUNAKANNYA. WALAU BELUM DIKETAHUI SIAPA YANG MEMBAWA PENGARUHNYA SAMPAI SAATINI.

JENIS-JENISNYA, YAITU:

RUMAH SUDUNG-SUDUNG :

- TEMPAT TINGGAL KELUARGA DALAM UKURAN KECIL DAN TIDAK BERTIANG. - BANGUNAN INI TERBUAT DARI BAHAN YANG SANGAT SEDERHANA, YAITU ATAP DARI DEDAUNAN DAN DINDING SEKEDARNYA SAJA.

- TEMPAT INI HANYA DIGUNAKAN SEBAGAI TEMPAT TINGGAL SEMENTARA ORANG-ORANG YANG MENCARI IKAN DI SUNGAI DAN ORANG YANG MENCARI HASIL HUTAN.
1. RUMAH BAGAN :

- BANGUNAN INI SUDAH BERDINDING DAN BERTIANG RENDAH.

- SEKARANG DIPERGUNAKAN ORANG-ORANG UNTUK TEMPAT MENCARI IKAN ATAU MENCARI HASIL HUTAN.

2. RUMAH PONDOK PISANG SESIKAT :

- BANGUNANINI BERTIANG TINGGI, ATAPNYA CURAM KEBELAKANG, DAN SUDAH MENDEKATI BENTUK RUMAH , YAITU BERKULIT KAYU DAN BERLANTAI KULIT KAYU.

- BANGUNAN INI SAMPAI SEKARANG BANYAK DIPERGUNAKAN DI LADANG-LADANG, SEBAB ITU PULA DISEBUT “PONDOK LADANG”.

3. RUMAH BELAH BUBUNG :

- RUMAH DENGAN ATAP YANG MEMAKAI TULANG BUBUNG (PERABUNG DITENGAH-TENGAH PUNCAK ATAPNYA).

- BANGUNAN INILAH YANG KEMUDIAN DISEBUT DENGAN RUMAH TRADISIONAL DAERAH RIAU, YANG DALAM PROSES DAN PENEMPATANNYA DIBERI BERBAGAI NAMA ITU.




JENIS RUMAH BERDASARKAN BENTUK ATAP :

1. 1. Rumah yang atapnya Curam disebut juga Rumah Lipat Pandan
2. 2. Kalau atapnya agak mendatar disebut Rumah Lipat Kanjang
3. 3. Bila atapnya diberi tambahan disebelah bawah (kaki atap) dengan atap lain maka disebut juga Rumah Atap Layar atau Rumah Ampar Labu

JENIS RUMAH BERDASARKAN PERABUNG YANG ATAPNYA SEJAJAR DENGAN JALAN RAYA:

* Rumah yang dibuat dengan perabung atapnya sejajar dengan jalan raya dimana rumah itu terletak,disebut “Rumah Perabung Panjang”
* Rumah yang dibuat perabung atapnya tida sejajar dengan jalan raya dimana rumah itu terletak,disebut “Rumah Perabung Melintang”

Typologi Bangunan

Rumah didirikan diatas tiang yang tingginya rata-rata antara 1,05 – 2,40 M,sehingga disebut juga tipe Rumah panggung.

DENAH

Rumah Induk termasuk bangunan persegi panjang yang ukuranya tidak ditentukan karena besar kecilnya bangunan tergantung kepada kemampuan pemiliknya. Tetapi yang menjadi ketentuannya adalah bagaimana cara mengukur rumah, sehingga ukuran itu serasi bagi pemiliknya.

BAGIAN-BAGIAN RUMAH YANG BERFILOSOFI

* TIANG

ASPEK AGAMA :

- SEGI EMPAT : MELAMBANGKAN EMPAT PENJURU MATA ANGIN. DENGAN DEMIKIAN RUMAH ITU MENDATANGKAN REZEKI DARI 4 PENJURU MATA ANGIN TERSEBUT.

- SEGI ENAM : MELAMBANGKAN RUKUN IMAN DALAM AJARAN ISLAM. DENGAN DEMIKIAN DIHARAPKAN PEMILIK RUMAH DAPAT TETAP TAAT DAN BERIMAN KEPADA TUHANNYA, SESUAI AJARAN ISLAM.

- SEGI TUJUH : MELAMBANGKAN TUJUH TINGKATAN SURGA DAN TUJUH TINGKATAN NERAKA. KALAU PEMILIK RUMAH BAIK DAN SALEH, MAKA IA AKAN MASUK KE SALAH SATU TINGKATAN SURGA TERSEBUT, DAN SEBALIKNYA.

- SEGI DELAPAN : MELAMBANGKAN DELAPAN ARAH MATA ANGIN. MAKSUDNYA SAMA SEPRTI SEGI EMPAT.

- SEGI SEMBILAN : MELAMBANGKAN BAHWA PEMILIK RUMAH ITU ADALAH DARI GOLONGAN ORANG BERADA DAN MAMPU. TETAPI INI TIDAK MUTLAK, KARENA BANYAK PULA ORANG YANG BERADA DAN MAMPU TAPI TIDAK MEMBUAT TIAMG RUMAHNYA BERSEGI SEMBILAN.

ASPEK ADAT:

- TIANG UTAMA/TIANG TUO : TIANG YANG TERLETAK PADA DERETAN KEDUA PINTU MASUK (MUKA) SEBELAH KIRI DAN KANAN. TIANG INI TIDAK BOLEH BERSAMBUNG. BAHAN YANG SERING DIGUNAKAN BIASANYA ADALH KULIM, TEMBESU, RESAK, DAN PUNAK.

- TIANG GANTUNG : TIANG YANG MENGGANTUNG YANG BIASANYA DIBERI UKIRAN BERUPA RAKUKAN DENGAN MOTIF DAUN DAN BUNGA YANG BERMAKNA BAHWA MASYARAKAT RIAU HIDUP DI ALAM DAN HARUS MENJAGA KELANGSUNGAN ALAM.

BAGIAN-BAGIAN YANG TERHUBUNG LANGSUNG DENGAN TIANG:

1. RASUK : BALOK PERSEGI EMPAT YANG TERBUAT DARI KAYU KERAS SEPERTI TEMBUSU, RESAK ,DAN KULIM. BIASANYA RASUK DIBUAT GANDA. RASUK GANDA DISEBUT RASUK INDUK DAN RASUK ANAK. RASUK INDUK SEBELAH BAWAH DAN RASUK ANAK SEBELAH ATAS.
2. TUTUP TIANG : BERBENTUK PERSEGI EMPAT, UKURANNYA TERGANTUNG KEPADA BESARNYA TIANG, TUTUP TIANG MENGHUBUNGKAN TIANG-TIANG SUDUT BANGUNAN DISEBUT TUTUP TIANG PANJANG, SEDANGKAN YANG MENGHUBUNGKAN ANTARA TIANG DENGAN TIANG LAINNYA DISEBUT TUTUP TIANG PENDEK. BERBAHAB SAMA DENAGN TIANGNYA.

* TANGGA

- ASPEK KEPERCAYAAN/RELIGI

ANAK TANGGA DIBUAT LIMA TINGKAT, JUMLAH INI ADA KAITANNYA DENGAN AJARAN ISLAM, YAKNI LIMA RUKUN ISLAM.

- ASPEK ADAT

TANGGA TERBUAT DARI KAYU KERAS, DAN DIBERI UKIRAN PADA KAKI DAN ANAK TANGGA. UKIRAN KHUSUS DIBUAT DIKEPALA ANAK TANGGA. TIANG DAN ANAK TANGGA PIPIH, BIASANYA DIBIUAT DARI PAPAN TEBAL. DI PANGKAL TANGGA DIBUAT ALAS DARI KAYU KERAS ATAU BATU, DAN SAMPINGNYA DILETAKKAN TEMPAYAN AIR UNTUK MENCUCI KAKI DAN TERLETAK DISEBELAH KANAN ARAH NAIK.


* KOLONG RUMAH

- ASPEK KEPERCAYAAN/RELIGI

KOLONG RUMAH BIASANYA DIGUNAKAN OLEH PENDUDUK UNTUK MENGUMPULKAN KAYU BAKAR GUNA PERSIAPAN BULAN PUASA.

- ASPEK KEBUDAYAAN

UMUMNYA DIPERGUNAKAN UNTUK TEMPAT BERTUKANG PERAHU, MENYIMPAN PERAHU ( BERUKURAN KECIL ), TEMPAT MENYIMPAN KAYU API ATAU KAYU BAKAR, TEMPAT KANDANG TERNAK. KOLONG RUMAH TIDAK ADA PEMBAGIAN RUANGANNYA, KECUALI KOLONG DI BAWAH DAPUR CONTOHNYA TEMPAT UNTUK BUANGAN AIR CUCI PIRING YANG BIASANYA DISEBUT PELIMBAHAN.

* LANTAI

- ASPEK KEPERCAYAAN/RELIGI

- ASPEK ADAT

TERBUAT DARI KAYU MERANTI, MEDANG ATAU PUNAK. UNTUK BAGIAN RUMAH INDUK LANTAINYA DAPAT DIBUAT DARI NIBUNG YANG DIBELAH – BELAH. SUSUNAN LANTAI SEJAJAR DENGAN RASUK, DAN MELINTANG DI ATAS GELEGAR, DIMANA UJUNGNYA DIBATASI OLEH BANDUL.

KETINGGIAN LANTAI TERGANTUNG KEPADA KETINGGIAN TIANG RUMAH. UMUMNYA SELISIH KETINGGIAN ITU ANTARA 20 – 60 CM.

- ASPEK KEBUDAYAAN

DI RUMAH INDUK LANTAINYA HARUS SELALU DISUSUN RAPAT, BAHKAN DIBERI BERLIDAH YANG DISEBUT “ PIAN “, SEDANGKAN DIRUANGAN DAPUR LANTAINYA DISUSUN JARANG ATAU AGAK JARANG.

LANTAI YANG TERBUAT DARI BELAHAN NIBUNG, BIASANYA DITEMPATKAN DIRUANG BELAKANG, ATAU DITEMPAT YANG SELALU KENA AIR, SEPERTI TELODAN DAPUR. LANTA NIBUNG INI TIDAK DIPAKU, TETAPI DIJALIN DENGAN ROTAN DAN LEBARNYA ANTARA 5 – 1O CM.

* DINDING

- ASPEK ADAT

DIDALAM BANGUNAN MODERN DISEBUT PURUS. JADI DALAM MERAPATKAN DINDING YANG SATU DENGAN YANG LAINNYA, BAGIAN YANG MENONJOL ITU DIMASUKAN KEBAGIAN YANG CEKUNG SEHINGGA PAPAN – PAPAN ITU BENAR – BENAR RAPAT TIDAK TEMBUS AIR ATAU TEMBUS CAHAYA.

DINDING LIDAH PIAN BIASANYA DIPASANG BAGI RUMAH ORANG –ORANG YANG MAMPU, KARENA UNTUK MEMBUAT PIAN MEMERLUKAN TUKANG YANG AHLI DAN KAYU KERAS YANG TIDAK BERSERABUT.

- ASPEK KEBUDAYAAN

DINDING RUMAH LONTIK BENTUKNYA KHUSUS YAITU SEBELAH LUAR SELURUHNYA MIRING KELUAR, SEDANGKAN DINDING DALAM TEGAK LURUS. DINDING SELURUHNYA TIDAK MEMAKAI RANGKA DINDING, TETAPI DILEKATKAN KEPADA BALOK YANG DI PURUS DIMANA DINDING DITANAMKAN. BALOK TERSEBUT BERFUNGSI SEBAGAI RANGKA DINDING, JUGA SEKALIGUS MENJADI PENEMU ANTARA PAPAN SATU DENGAN PAPAN YANG LAINNYA.

BALOK KAKI DINDING SEBELAH MUKA MELENGKUNG KEATAS, DAN KALAU DISAMBUNG DENGAN UKIRAN SUDUT – SUDUT DINDING, KELIHATAN SEPERTI BENTUK PERAHU.

- UKIRAN :

* GANDOARI à 1. TERLETAK PADA KAKI DINDING

2. MEMBENTUK PENCALANG ATAU LANCANG :

* MELAMBANGKAN BAHTERA KEHIDUPAN
* BAHWA SELAMA MANUSIA ITU HIDUP, MEREKA SEAKAN ADA DALAM PELAYARAN, MENGARUNGI LAUTAN YANG LUAS. ADALAH WAJAR KALAU DALAM PELAYARAN ITU DITIMPA BADAI DAN TOPAN ATAU MENDAPAT KESELAMATAN SAMPAI KE SEBERANG.

* PINTU

- ASPEK ADAT

PINTU DISEBUT JUGA AMBANG DAN LAWANG. PINTU YANG BERADA DIRUANGAN TENGAH KALAU RUMAH ITU BERBILIK, PINTU YANG MENGHUBUNGKAN BILIK DENGAN BILIK DISEBUT JUGA PINTU MALIM ATAU PINTU CURI. PINTU INI KHUSUS KLUARGA PEREMPUAN KLUARGA TERDEKAT ATAU UNTUK ANAK GADIS, YANG DIBUAT TERUTAMA UNTUK MENJAGA SUPAYA PENGHUN RUMMAH KALAU ADA KEPERLUAN DARI SATU BILIK KE BILIK LAINNYA TIDAK MELEWATI RUANGAN TENGAH, APALAGI BILA DIRUANGAN ITU SEDANG ADA TAMU. SEBAB MENJADI ADAT PULA BAHWA “ LALU LALANG “ DIDEPAN TAMU MERUPAKAN PERBUATAN YANG TERCELA, TIDAK TAHU SOPAN DAN TIDAK BERADAB.

- ASPEK KEPERCAYAAN/RELIGI

PINTU MALIM MENGANDUNG MAKNA BAHWA PEMILIKNYA ADALAH ORANG ALIM, YAKNI ORANG YANG TAHU ADAT DAN AGAMA, SEHINGGA TIDAK MELANGGAR SOPAN SANTUN. SEDANGKAN PINTU CURI BERMAKNA BAHWA KELUAR MASUK PINTU ITU SEPERTI PENCURI YANG BERJALAN HATI – HATI DAN TIDAK BERISIK SEPERTI PENCURI.

LAMBAI T HIASAN UKIRAN BERUPA LENGKUNGAN YANG DAN TDAK BERADAB.LEWATI RUANGAN TENGAH, APALAGI BILA DIRUANGAN I

- ASPEK KEBUDAYAAN

DISAMPING ITU PULA ADA PINTU YANG DIBUAT KHUSUS YANG DISEBUT BULAK. NAMA BULAK BERASAL DARI PERKATAAN “ BURAK “, YAKNI ISTILAH SETEMPAT YANG BERARTI BUAL – BUAL, BERSENDA GURAU, BERMAIN – MAIN.

DAUN PINTU DIBUAT BERBENTUK PANEL. BAHANNYA TERBUAT DARI KAYU PILIHAN. PADA BAGIAN ATAS PNTU DIBERI HIASAN SEBAGAI VENTILASI DENGAN UKIRAN TERTENTU SEPERTI BUNGA – BUNGAAN SEDANGKAN PADA BAGIAN BAWAH BIASANYA DIBERI KISI – KISI ATAU PAPAN PANEL. BIASANYA BERGUNA TERUTAMA UNTUK MENJAGA AGAR ANAK KECIL JANGAN TERJATUH.

- UKIRAN

* LAMBAI-LAMBAI à 1. TERLETAK DI ATAS PINTU ATAU JENDELA

2. BERBENTUK HIASAN-HIASAN YANG MELAMBANGKAN :

* LUASNYA ALAM SEMESTA
* MANUSIA AKAN MERENUNGI ALAM YANG MAHA LUAS, AKAN MERASAKAN BETAPA KECILNYA MEREKA, DAN AKAN MENYADARI BAHWA YANG MAHA PENCIPTA ADALAH TEPAT MEREKA MINTA TOLONG.

* JENDELA

- ASPEK ADAT

JENDELA LAZIM DISEBUT “ PELINGUK “ PERBEDAAN KETINGGIAN LETAK JENDELA ADA KALANYA DISEBABKAN OLEH PERBEDAAN DENGAN KETINGGIAN LANTAI DAN ADA PULA BERKAITAN DENGAN ADAT ISTIADAT.

SALAH SATU ADAT PENDUDUK DAERAH INI ADALAH MEMINGIT ANAK GADISNYA. IA TIDAK BOLEH BERKELIARAN DILUAR RUMAH, ATAU TIDAK PULA UNTUK MELONGOK DI JENDELA ATAU BERMAIN – MAIN DI PINTU. UNTUK MENJAGA SUPAYA ANAK GADIS INI TIDAK KELIHATAN DARI LUAR, DAN TIDAK BERMAIN DI JENDELA, MAKA JENDELA RUMAH DIBUAT TINGGI.BIASANYA SEUKURAN ORANG BERDIRI DARI LANTAI.

- UKIRAN

* LAMBAI-LAMBAI : 1. TERLETAK DI ATAS PINTU ATAU JENDELA

2. BERBENTUK HIASAN-HIASAN YANG MELAMBANGKAN :

* LUASNYA ALAM SEMESTA
* MANUSIA AKAN MERENUNGI ALAM YANG MAHA LUAS, AKAN MERASAKAN BETAPA KECILNYA MEREKA, DAN AKAN MENYADARI BAHWA YANG MAHA PENCIPTA ADALAH TEPAT MEREKA MINTA TOLONG.

* LOTENG

- ASPEK ADAT

LOTENG DISEBUT LANGA. LOTENG YANG TERLETAK DIATAS BAGIAN BELAKANG RUMAH DISEBUT PARAN, NAMUN TIDAK BANYAK RUMAH YANG MEMAKAI LOTENG. BANYAK PULA LOTENG YANG DIBUAT TIDAK MENUTUPI SELURUH BAGIAN ATAS RUANGAN, TETAPI HANYA SEBAGIAN SAJA ATAU BRBENTUK HURUF ‘L’ SEBAB KALAU DIADAKAN PESTA PERKAWINAN, PADA BAGIAN YANG TIDAK BERLOTENG DAPAT DIBUAT PELAMINAN YANG TINGGI, KEMUDIAN DIATASNYA DIPASANG LANGIT – LANGIT. KALAU SELURUH RUANGAN DIATASNYA DIPASANG ATAU DIBERI LOTENG, MAKA RUANGAN ITU TINGGINYA TERBATAS. KARENA ITULAH WALAUPUN TIDAK ADA LARANGAN BAGI PENDUDUK BIASA UNTUK MEMBUAT LOTENG SEPERTI INI YANG BANYAK MEMBUATNYA ADALAH KAUM BANGSAWAN.

NAMA LOTENG “ ANJUNGAN MENGINTAI “ DIBERIKAN, KARENA ANAK DARA YANG DI PINGIT DILOTENG ITU, SELALU MENGINTAI ATAU MENGINTIP, BAIK KELUAR RUMAH MAUPUN ADA TAMU YANG DATANG KERUMAH ITU. MEREKA YANG BERADA DIDALAM PINGITAN ITU, TIDAK BOLEH KELUAR ATAU MENEMUI TAMU, KECUALI TAMU DAN MUHRIMNYA.

* ATAP

- ASPEK ADAT

ATAP BENTUKNYA MELENGKUNG KEATAS PADA KEDUA UJUNG PERABUNGNYA. KAKI ATAP JUGA MELENGKUNG KEATAS, TETAPI TIDAKLAH SEKUAT LENGKUNGAN BUBUNGANNYA. BAHAN UTAMA ATAP DAHULU ADALAH IJUK, RUMBAI, TETAPI BEBERAPA WAKTU TERAKHIR INI SUDAH BANYAK YANG MENGGUNAKAN BEBERAPA SENG. PADA KEDUA UJUNG PUNCAK ATAP DIBERI HIASAN KHUSUS YANG DISEBUT SULOBAYUNG, PADA KEEMPAT SUDUT CUCURAN ATAP DIBERI PULA HIASAN YANG DISEBUT SAYOK LAYANGAN, CONTOHNYA ADA YANG MENYERUPAI BULAN SABIT, YANG MENGGAMBARKAN MEMBERIKAN PENERANGAN KEPADA SEISI RUMAH. TANDUK HEWAN KERBAU (MELAMBANGKAN BAHWA KERBAU ADLAH HEWAN YANG BANYAK MEMBANTU PENDUDUK DALAM MATA PENCAHARIANNYA ) DAN SAYAP LAYANG – LAYANG. UMUMNYA UKIRAN ITU MELENGKUNG KEATAS. MAKNA UKIRAN PADA KEDUA PUNCAK UJUNG ATAP ADALAH : PENGAKUAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA, BAHWA MANUSIA AKAN MENGHADAP KEMBALI DENGAN PENUH PENYERAHAN.

- ASPEK RELIGI

BENTUK ATAP LONTIK ( MELENGKUNG KEATAS PADA KEDUA UJUNGNYA ) MENGANDUNG MAKNA, BAHWA PADA AWAL DAN AKHIR HIDUP MANUSIA AKAN KEMBALI KEPADA YANG MAHA TINGGI, YAKNI TUHAN PENCIPTA SEKALIAN ALAM. DIDALAM KEHIDUPANNYA MANUSIA MEMASUKI LEMBAH YANG DALAM, YANG KADANG – KADANG PENUH PENDERITAAN DAN COBAAN. BILA IA SELAMAT DALAM MENGARUNGI LEMBAH, MAKA AKHIRNYA AKAN KEMBALI KETEMPAT ASALNYA DENGAN SELAMAT.

- UKIRAN

* SULO BAYUNG : 1. TERLETAK DI PUNCAK UJUNG ATAP

2. BERBENTUK HIASAN-HIASAN YANG MELAMBANGKAN :

PENGAKUAN MANUSIA TERHADAP KEKUASAAN TUHAN YANG MAHA ESA.

3. DEMIKIAN PERABUNG ATAP YANG MELENGKUNG KE ATAS MENGANDUNG MAKNA DARI MAKNA ASAL MANUSIA, DIMANA MEREKA BERADA DAN AKAN KEMANA AKHIR PERJALANAN HIDUPNYA.

BAGIAN-BAGIAN RUAMH YANG UMUNYA TERDAPAT PADA RUMAH TRADISIONAL RIAU

Umumnya bagian-bagian rumah terdiri dari:

1. 1. TANGGA

Tiang tangga berbentuk segi empat atau bulat.Pada kiri kanan tangga ada kalanya diberi tangan tangga yang dipasang sejajar dengan tiang tangga, dan selalu diberi tiang hiasan berupa kisi-kisi larik atau papan tembus.

Jumlah anak tangga tidak ditentukan, tetapi tergantung pada tinggi rendahnya rumah tersebut.

2. TIANG

Bentuk tiangnya bulat atau bersegi.Tiang yang terdapat pada keempat sudut rumah induk disebut “Tiang Seri”,yaitu tiang pokok rumah tersebut.

Tiang ini tidak boleh bersambung,harus sampai dari tanah ketutup tiang,sedangkan tiang yang terletak diantara tiang Seri sebelah depan rumah, disebut Tiang Penghulu.

Jumlah tiang rumah induk paling banyak 24 buah, sedangkan tiang untuk bangunan yang lainnya tidaklah ditentukan jumlahnya. Pada rumah bertiang 24, tiang-tiang itu didirikan 6 baris, masing-masing baris 4 buah tiang, termasuk tiang seri.

3 .R A S U K

Rasuk berbentuk persegi yang terbuat dari kayu keras,dan dipasang menembus tiang. Rasuk adakalnya disebut “Gelegar Jantan” atau ” Gelegar Induk”

4. GELEGAR

DISEBUT JUGA ANAK Rasuk,ukurannya lebih kecil dari Rasuk,yang disusun melintang diatas rasuk.

5. BENDUL

Umumnya berbentuk bersegi empat,dan merupakan balok yang tidak boleh bersambung. Bendul berfungsi sebagai batas ruangan dan batas Lantai.

6. JENANG

Berbentuk balok persegi empat atau bulat. Fungsi utamanya adalah tempat melekatkan dinding dan sebagai penyambung tiang dari rasuk ke tutup tiang pada kedua ujungnya diberi puting. Sebelah bawah dirasuk, sedangkan puting sebelah atas dipahatkan ke dalam tutup tiang.

7. SENTO

Pekayuan yang menghubungkan jenang dengan jenang, bentuknya persegi atau bulat, bahannya seperti bahan jenang tetapi ukurannya lebih kecil dan kedua ujung sento dipahatkan kedalam jenang.

8. Tutup Tiang

Berbentuk balok persegi empat, besearnya tergantung krpada ukuran tiang dan berfungsi sebagai pengunci bagian atas tiang. Tutup tiang yang menghubungkan ke empat tiang Seri disebut ”tutup tiang panjang”, sedangkan yang menghubungkan tiang-tiang lainnya disebut “tutp tiang pendek”.

10. Alang

Kayu yang dipasang melintang di atas tutup[ tiang disebut alang. Bentuknya persegi, berfinghsi sebagai gelegar loteng atau balok tarik dibawah kuda-kuda. Berukuran sama atau lebih kecil sedikit dari tutup tiang.

11. Kasau

Kasau berfungsi sebagai kaki kuda-kuda dan bisa berfungsi sebagai tempat untuk melekatkan atap.

12. Gulung-gulung

Berbentul persegi, dipasang sejajar dengan tulang bubung, dan terletak di atas kasau jantan.

13. Tulang Bubung

Berbentuk persegi. Berfungsi senagai tempat pertemuan ujung kasau dan ujung atau sebelah atas. Di atas tulang bubung dipasang peraung, yakmi atap yang menutup pertemuan puncank atap.

14. Lobang Angin

Lobang angina atau yang biasa disebut dengan ventilasi yang di buat khusus dibagian luar rumah, biasanya berbentuk segi delapan, segi empat atau bulat. Du rumah sederhana biasanya dibuat berbentuk segi empat.

15. Loteng

Loteng disebut langsa. Loteng yang terletak di atas bagian belakang rumah (telo atau dapur ) disebut paran atau para, namun tidak banyak rumah yang memakai loteng. Terbuat dari papan yang disusun rapat sama seperti lanati ruma induk, hanya lantai loteng ukurannya lebih kecil dan tipis.

16. Jendela

Jendela biasa disebut “tingkap” atau “pelinguk”, . bentuknya sama denagn pintu tapi ukurannya lebih kecil. Daun jendela satu lembar dan 2 lembar. Sebagai pengaman, jendela di pasang jejarak panjang yang disebut kisi-kisi yang terbuat dari kayu yang berbentuk segi empat, biasanya diberi panel yang tingginya 30-40cm.

17. Singap

Singap disebut teban layer atau bidai. Bagian ini biasa dibuat bertinghkat dan dibewru hiasan yang sekaligus berfungsi sebagai ventilasi. Pda bagian yang menjorok keluar diberi lantai yang disebut tubing layer atau lantai alanga buang atatu disebut juga undan-undan.

18. Atap

BAhan utama adalah daun pinah dan daun rumbai dan di belakangan ini sering dipergunakan seng. Untuk meletakkan dipergunakab tali rotan, sedangkan untuk meletakkan perabung dipergunakan pasak yang terbuat dari nibung. Pekerjaar memasang disebut menyangit

UKIRAN-UKIRAN YANG TERDAPAT DALAM RUMAH TRADISIONAL RIAU

UKIRAN :

* GANDOARI : 1. TERLETAK PADA KAKI DINDING

2. MEMBENTUK PENCALANG ATAU LANCANG :

- MELAMBANGKAN BAHTERA KEHIDUPAN

- BAHWA SELAMA MANUSIA ITU HIDUP, MEREKA SEAKAN ADA DALAM PELAYARAN, MENGARUNGI LAUTAN YANG LUAS. ADALAH WAJAR KALAU DALAM PELAYARAN ITU DITIMPA BADAI DAN TOPAN ATAU MENDAPAT KESELAMATAN SAMPAI KE SEBERANG.

* LAMBAI-LAMBAI : 1. TERLETAK DI ATAS PINTU ATAU JENDELA

2. BERBENTUK HIASAN-HIASAN YANG MELAMBANGKAN :

- LUASNYA ALAM SEMESTA

- MANUSIA AKAN MERENUNGI ALAM YANG MAHA LUAS, AKAN MERASAKAN BETAPA KECILNYA MEREKA, DAN AKAN MENYADARI BAHWA YANG MAHA PENCIPTA ADALAH TEPAT MEREKA MINTA TOLONG.

* SULO BAYUNG : 1. TERLETAK DI PUNCAK UJUNG ATAP

2. BERBENTUK HIASAN-HIASAN YANG MELAMBANGKAN :

- PENGAKUAN MANUSIA TERHADAP KEKUASAAN TUHAN YANG MAHA ESA.

3. DEMIKIAN PERABUNG ATAP YANG MELENGKUNG KE ATAS MENGANDUNG MAKNA DARI MAKNA ASAL MANUSIA, DIMANA MEREKA BERADA DAN AKAN KEMANA AKHIR PERJALANAN HIDUPNYA.

MACAM-MACAM UKIRAN YANG ADA PADA SETIAP ELEMEN DI RUMAH TRADISIONAL RIAU

Corak dasar Melayu Riau umumnya bersumber dari alam, yakni terdiri atas flora, fauna, dan benda-benda angkasa. Benda­benda itulah yang direka-reka dalam bentuk-bentuk tertentu, baik menurut bentuk asalnya seperti bunga kundur, bunga hutan, maupun dalam bentuk yang sudah diabstrakkan atau dimodifikasi sehingga tak lagi menampakkan wujud asalnya, tetapi hanya menggunakan namanya saja seperti itik pulang petang, semut beriring, dan lebah bergantung.

Di antara corak-corak tersebut, yang terbanyak dipakai adalah yang bersumber pada tumbuh-tumbuhan (flora). Hal ini terjadi karena orang Melayu umumnya beragama Islam sehingga corak hewan (fauna) dikhawatirkan menjurus kepada hal­hal yang berbau “keberhalaan”. Corak hewan yang dipilih umumnya yang mengan­dung sifat tertentu atau yang berkaitan dengan mitos atau kepercayaan tempatan. Corak semut dipakai -walau tidak dalam bentuk sesungguhnya, disebut semut beriring­karena sifat semut yang rukun dan tolong-menolong. Begitu pula dengan corak lebah, disebut lebah bergantung, karena sifat lebah yang selalu memakan yang bersih, kemudian mengeluarkannya untuk dimanfaatkan orang ramai (madu). Corak naga berkaitan dengan mitos tentang keperkasaan naga sebagai penguasa lautan dan sebagainya. Selain itu, benda-benda angkasa seperti bulan, bintang, matahari, dan awan dijadikan corak karena mengandung nilai falsafah tertentu pula.

Ada pula corak yang bersumber dari bentuk-bentuk tertentu yakni wajik, lingkaran, kubus, segi, dan lain-lain. Di samping itu, ada juga corak kaligrafi yang diambil dari kitab Alquran.

Pengembangan corak-corak dasar itu, di satu sisi memperkaya bentuk hiasan. Di sisi lain, pengembangan itu juga memperkaya nilai falsafah yang terkandung di dalamnya.



NAMA-NAMA CORAK

Dengan mengacu kepada sumber-sumber yang telah disebutkan di atas, lahirlah beragam nama corak Melayu Riau. Berikut ini diperikan nama-nama corak tersebut. Corak dari Tumbuh tumbuhan

Motif yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan (flora), antara lain, sebagai berikut ini.

Bunga

Corak bunga jumlahnya relatif banyak. Di antaranya ialah bunga bakung, bunga melati, bunga kundur, bunga mentimun, bunga hutan, bunga kiambang, bunga cengkih, bunga setaman, bunga serangkai, bunga berseluk, bunga ber­sanggit, btanga sejurai, bunga kembar, bunga tunggal, kembang selari, bunga­bungaan, dan lain-lain.

Kuntum

Corak kuntum, antara lain, ialah kuntum tak jadi, kuntum merekah, kuntum serangkai, kuntum bersanding, kuntum kembar, kuntum berjurai, kuntum jeruju, kuntum setanding, kuntum tak sudah, kuntum sejurai, dan sebagainya.

Daun

Corak daun, di antaranya, ialah daun bersusun, daun sirih, daun keladi, daun bersanggit bunga, susun sirih pengantin, susun sirih sekawan, daun berseluk, dan lain-lain.

Buah

Corak yang bersumber dari buah juga banyak terdapat dalam ragam hias Melayu Riau. Di antaranya ialah tampuk manggis, buah hutan, buah delima, buah anggur, buah setangkai, pisang-pisang, pinang-pinang, buah kasenak, buah mengkudu, delima mereka, dan lain-lain.

Akar-akaran

Corak yang berasal dari akar-akaran, antara lain, ialah kaluk pakis atau kaluk paku, akar bergelut, akar melilit, akar berpilin, akar berjuntai, akar-akaran, belah rotan, pueuk rebung, dan sebagainya.







Corak dari Hewan

Jenis Unggas

Corak dari jenis unggas, antara lain, ialah itik dan itik pulang petang, ayam jantan, ayam bersabung, burung punai, burung bangau, burung serindit, burung balam atau balam dua setengger, burung kurau, kurau mengigal, garuda menyambar, burung merak, merak sepasang, siku keluang, dan lain-lain



RAGAM ORNAMEN

Bangunan BALAI ADAT MELAYU RIAU pada umumnya diberi ragam hiasan, mulai dari pintu,jendelah,vetilasi sampai kepuncak atap bangunan,ragam hias disesuaikan dengan makna dari setiap ukiran.

Selembayung


Selembayung disebut juga “ selo bayung “ dan “tanduk buang” adalah hiasan yang terletak bersilangan pada kedua ujung perabung bangunan.pada bangunan balai adat melayu ini setiap pertemuan sudut atap di beri selembayung yang terbuat dari ukiran kayu.







Singap

Menurut para budayawan melayu selembayung ini mengandung beberapa makna antara lain:

 tajuk rumah.Selembayung menbangkitkan “cahaya” rumah.

 Pekasih rumah, yaitu lambang keserasian dalam kehidupan rumah tangga.

 Tangga dewa yaitu sebagai lambang tempat turun para dewa, mambang,akuan,soko,keramat,dan sidi yang membawa keselamat bagi manusia.

 Dalam upacara bedukun,selembayung yang terdapat pada”balai ancak” nyamengandung makna yang mirip dengan tanggan dewa

 Rumah beradat yaitu sebagai tanda bahwa bangunan itu adalah tempat kediaman

Orang berbangsa,balai atau tempat kediaman orang patut-patut.

 Tuah ruamah bermakna sebagai lambang bahwa bangunan itu mendatangkan tuah kepada pemiliknya.

 Motif ukuran selembayung(daun-daunan dan bunga)melambangkan perwujudan kasih sayang.tahu adat dan that diri.

Sayap layang-layang atau sayap layang

Hiasan ini terdapat pada keempat cucuran atap.Bentuknya hampir sama dengan selembayung, setiap bangunan yang berselembayung haruslah memakai sayap layangan sebagi padanannya.

Menurut para budayawan melayu selembayung ini mengandung beberapa makna antara lain:

 Letak nya pada keempat sudut cucuran atap sebagai lambang “empat pintu hakiki”

 Lambang kebebasan,yang tergambar dalam sayap layang-layang ini adalah kebebasan yang tahu batas dan tahu diri.

Hiasan perabung

Hiasan perabung ini terletak di sepanjang perabung ini,disebut “kuda berlari”. Hiasan ini amat jarang dipergunakan .hiasan ini dipergunakan pada perabung istana. Balai kerajaan. Balai adat atau kediaman resmi penguasa tertinggi di wilayahnya

Menurut para budayawan melayu hiasan perabung ini mengandung beberapa makna antara lain:

 Lambang kekuasan yaitu pemilik bangunan itu adalah penguasa tertinggi di wilayahnya

 Ukiran ditengah-tengah berlenggek-lenggek disebut kuyit-kuyit atau gombak-gombak. Ukiran ini melambangkan pusat kekuasaan.

Hiasan lebah bergantung

Hiasan yang terletak dibawah cucuran atap (lesplang ) dan kadang-kadang di bawah anak tangga disebut “lebah bergantung” atau” ombak-ombak”. Lambang ini berpijar pada motif hiasan, yakini”sarang lebah” yang tergantung didahan kayu.

Menurut para budayawan melayu hiasan perabung ini mengandung beberapa makna antara lain:

 Sikap rela berkorban dan tidak mementingkan diri sendiri diangat dari sifat lebah yang memberikan madunya untuk kepentingan manusia.

Hiasan pada pintu dan jendela

Hiasan pada bagian atas pintu dan jendelah yang disebut”lambai-lambai”,melambangkan sikap ramah tamah Hiasan “Klik-klik” disebut kisi-kisi dan jerajak pada jendelah dan pagar.

Menurut para budayawan melayu hiasan pada jendelah dan pintu ini mengandung beberapa makna:

 melambangkan bahwa pemilik bangunan adalah orang yang tahu adat dan tahu diri.

Lambang pada lubang angin ventilasi

Menurut para budayawan melayu hiasan pada jendelah dan pintu ini mengandung beberapa makna

Lambang pada bidai

Bidai(singap)disebut juga”teban layar” atau “ebek” dan “tebar layar “

Bidai yang terdapat pada balai adat melayu riau adalah bidai tingkat tiga. Bangunan ini khusus untuk istana, balai kerajaan ,balai adat ,atau kediaman datuk-datuk dan orang besar kerajaan,jadi kita bisa membedakan bangunan yang satu dengan yang lain.


ORGANISASI RUANG PADA BANGUNAN

Rumah Tradisional Riau terbagi menjadi tiga bagian:

* Pertama : ‘Rumah Ibu’ (menghormati peranan ibu sebagai

pengelola rumah dan penyeri keluarga).

* Kedua : ‘Rumah Tengah’ (rumah yang menghubungkan ‘Rumah Ibu’ dengan ‘Rumah Dapur’).

* Ketiga : ‘Rumah Dapur’(dengan maksud untuk memisahkan dapur dengan ‘Rumah Ibu’ agar bila terjadi kebakaran, akan mengurangi resiko terbakarnya seluruh rumah karena dapat cepat dilihat dari ‘Rumah Ibu’).

Selain itu, di depan rumah mesti ada bagian lantai yang lebih rendah dari aras Rumah Ibu. Tidak berdinding, cuma berpagar susun (railings). Ini disebut ‘serambi’,atau ‘selasar’ di setengah tempat di Pantai Timur. Ia menjadi tempat pengantara di antara luar dan dalam rumah untuk duduk bekerja, beristirahat atau menerima tetamu yang tak perlu masuk ke dalam Rumah Ibu, agar tidak mengganggu keluarga.

Di belakang rumah pula ada ‘pelantar’ yang menjadi tempat kerja basah atau basuhan, yakni sama juga seperti konsep ‘ruang kerja’ atau ‘work area’ bagi apartmen dan rumah moden.


TEKNOLOGI BAHAN/BANGUNAN PADA ARSITEKTUR BANGUAN RIAU

Rumah kayu pada suatu masa dulu boleh dikatakan tidak asing bagi orang Melayu, Tapi dengan adanya urbanisasi penduduk,kini masyarakat Riau banyak yang tidak mengenal lagi apakah ciri bentuk sebenarnya rumah kayu tradisional maupun caranya dibangun tanpa paku.

Lama sebelum kedatangan pengaruh luar dan pengaruh modern, penduduk asli Riau telah mempunyai sistem perumahan yang canggih, cantik dan serasi dengan gaya hidup dan alam sekitar. Biasanya masyarakat Riau membuat rumah sebuah yang didiami oleh keluarga besar.

Teknologi Bahan yang digunakan pada rumah tradisional Riau:

* Kerangka atau struktur rumah pula menggunakan sistem tebuk-tembus dan pasak yang tidak memerlukan paku.
* Struktur plat lantai pada rumah menggunakan sistem tumpang tindih, klos, sistem kunci yang memungkinkan untuk tidak menggunakan paku untuk mengikatnya.
* Walaupun termasuk rumah tradisional (Zaman dulu), tapi sudah memperhatikkan pengudaraan alami (natural ventilation), peneduhan (shading), keselamatan dan keamanan ( safety and security).
* Struktur kerangka pada rumah pun telah menerapkan sistem dilatasi (pemisahan struktur) yang bertujuan mengurangi dampak kerusakan pada rumah jika terjadi gempa.
* Pada rumah tradisional yang lebih baru ada yang menggunakan paku di luar elemen struktur pada sisian dinding rumah. Adapun juga pada sambungan balok plat lantai menggunakan plat besi sebagai pengikatnya.
* Rumah yang didirikan diatas tiang (panggung) jika ditinjau dari posisi darat/ dataran tinggi untuk menghindari masuknya binatang liar,dan bila di pinggiran pantai untuk menghindari ombak ataupun banjir. Rumah juga lebih sejuk akibat pengudaraan pada semua bahagian (dari atas, tepi-tepi dan bawah). Selain itu, ruang kosong di bawah rumah (juga disebut ‘polong’) menjadi tempat yang sesuai untuk menyimpan segala macam barang perkakas.

* Keping ukiran berlubang di dinding bukan saja sebagai perhiasan, tapi juga sebagai pengadaan udara dan cahaya masuk.


JENIS MATERIAL BANGUNAN RIAU

Sulitnya transportasi pada zaman dahulu untuk mencapai pulau-pulau kecil di

wilayah kepulauan Riau membuat masyarakat Riau memanfaatkan kekayaan

hutan yang ada,seperti :

* Kayu : sebagai matrial utama (dinding, kolom, bantalan, kuda-kuda, balok loteng)
* Daun kelapa : sebagai penutup atap ( pada zaman sekarang disebut genting)

NB : Atap dengan rangkaian daun kelapa

ini akan tahan dipakai untuk banguunan permanen selama lima tahun.


PENGARUH TEKNOLOGI

1. KAYU

* DAHULU

- KAYU DITENTUKAN JENISNYA. SEPERTI YANG DIGUNAKAN PADA TIANG ( KULIM, RALING, RESA, DAN TEMBUSU).

- LANTAI (PAPAN KAYU MERANTI, MEDANG, DAN PUNAK).

- DINDING (PUNAK, MERANTI, MEDANG, DAN KULIM). UNTUK DAPUR DINDING DAPUR MENGGUNAKAN KULIT KAYU MERANTI/PELEPAH KUMBIA/BAMBU.

- PINTU (KAYU SURIAN, PUNAK, DAN TEMBUSU).

* SEKARANG

- KAYU YANG LEBIH BANYAK DIPERJUALKAN DI PASAR.

1. ATAP

* DAHULU

- ATAP MENGGUNAKAN SUSUNAN DAUN NIPAH/DAUN RUMBIA.

* SEKARANG

- ATAP JAMAN SEKARAG BANYAK MENGGUNAKAN SENG.

1. SAMBUNGAN KAYU

* DAHULU

- PASAK SEBAGAI PENYATU TIANG-TIANG KAYU/PEMBALOKAN.

* SEKARANG

- SAMBUNGAN KAYU JAMAN SEKARANG BANYAK MENGUNAKAN PAKU.

1. UKURAN BANGUNAN

* DAHULU

- BANGUNAN DIBUAT BESAR KARENA BANYAK KELUARGA YANG TINGGAL DIDALAMNYA.

* SEKARANG
o BENTUK FUNGSI DITUKAR DENGAN LEBIH MODERN SESUAI KEPERLUAN MASA KINI. BANGUNAN DIBUAT KECIL/SEDANG/CUKUP 1 KELUARGA SAJA.

1. TIANG

* DAHULU

- MASIH MENGGUNAKAN TIANG HIASAN.

* SEKARANG

- BAGIAN-BAGIAN LAIN DARI BANGUNAN SEPERTI RUMAH PANGGUNG SUDAH DIHILANGKAN..

- HIASAN YANG DAHULU DIPASANG DITEMPAT TERTENTU DIBUANG SAMA SEKALI.

- BAGIAN-BAGIAN YANG DIANGGAP TIDAK PERLU/TIDAK PRAKTIS DISEDERHANAKAN.

1. ADAT

* DAHULU

- PEMBUATAN BANGUNAN DIKERJAKAN DENGAN BERBAGAI UPACARA, SALAH SATUNYA ADALAH UPACARA PEMILIHAN TUKANG.

* SEKARANG

- KINI DAPAT DIKERJAKAN TANPA UPACARA APAPUN DAN OLEH SIAPAPUN JUGA.

1. LAHAN

* DAHULU

- TEMPAT MENDIRIKAN BANGUNAN DIPILIH MENURUT PERSYARATAN TERTENTU.

* SEKARANG

- KINI DAPAT DIDIRIKAN DIMANA SAJA, ARAH MANA SAJA, SESUAI TEMPAT YANG TERSEDIA.

sumber:


http://revaldie.multiply.com/journal/item/14


departemen pendidikan dan kebudayaan proyek invntaris dan dokumentasi kebudayaan daerah 1983-1984


http://images.google.co.id/images


TMII ANJUNGAN RIAU (foto)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kris Hadiawan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger