Sesampainya di ruang tunggu pesawat, aku langsung mengambil tempat duduk. Dan melihat sekeliling, wew,, penuh sangat yaa ruang tunggu terminal 2 ini, dan berhubung aku kembali ke Pekanbaru , jadi diruang itu dipenuhi oleh para penumpang dari daerah yg juga hendak kembali ke Riau. Sesaat aku beristirahat sejenak. Sambil melihat sekelilingku.Para calon penumpang yang beragam tentu dengan bermacam perilaku mereka pada saat menunggu. Sambil santai membaca koran, kuambil snack yang kusimpan di tas.
Dan perhatianku tiba-tiba tertuju pada tv airport yang terletak didepan. Wah ternyata di tv tersebut ada iklan Visit Riau 2009. Di iklan tersebut disiarkan bagaimana potensi pariwisata yang terdapat di 12 kabupaten dan kota di provinsi Riau. Dan tentunya dengan sang gubernur sebagai bintang iklannya :D. Ada rasa kebanggaan tersendiri, karena meski banyak masyarakat Riau yang berpergian keluar daerah untuk berwisata, namun wisata di daerah sendiri tak kalah menariknya karena kekhasannya.Dan tentunya menyita perhatian para calon penumpang yang ada pada waiting room tersebut. Riau "The Malay of Origin" itulah semboyan yang ada pada iklan tersebut. Selintas aku juga bertanya-tanya sendiri, sudah seriuskah pemerintah daerah Riau mempromosikan potensi wisata daerahnya? Mengingat untuk fasilitas prasarana dan sarana, infrastruktur serta perawatan objek-objek wisata tersebut masih terbilang minim. Minim peranan dari pemerintah tersebut. Terbukti dari kunjungan ke objek-objek wisata tersebut dan termasuk juga penyelenggaraan event-event tahunan masih terbilang rendah jika kita bandingkan dengan kunjunga berprergian berwisata keluar daerah oleh masyarakat Riau sendiri ataupun oleh masyarakat dari luar daerah Riau yg berkunjung ke Riau. Sayang sekali padahal potensi pariwisata di Riau ini benar-benar mempunyai nilai. Bila saya bandingkan dengan pariwisata dan kebudayaan di DKI Jakarta,tempat saya berkuliah, Riau justru jauh lebih kaya akan pariwisata dan kebudayaannya. Kenapa Pemerintah, sampai-sampai salah seorang warga mengemukakan, "seriuskah pemda dengan program visit Riau?" ditambah lagi denga kabar yg aku dengar dari salah seorang temanku, Bujang Dara Riau yang mengatakan bahwa anggaran pariwisata saja untuk tahun ini masih minim. Ataukah Riau memang masih kekurangan pemasukan dari pusat sana? :D Dipa kita saja kecil, DBH migas, dll,,,,... :p..
"Para penumpang Batavia air tujuan Pekanbaru mengalami keterlambatan keberangkatan, kami mohon maaf sebesar-besarnya atas ketertundaan keberangkatan ini" begitulah bunyi pengumuman salah seorang staf batavia air ketika jam menunjuk 15 menit sebelum keberangkatan yg seharusnya dijadwalkan sejak awal. Sebelumnya calon penumpang tujuan Jambi di samping waiting roompun juga harus mengalami hal yang sama. Dan ini bukan sekali ini saja saya mengalami hal serupa. Sebelumnya, keterlambatan keberangkatan inipun saya alami juga pada saat kepulangan beberpa bulan lalu. Sampai-sampai salah seorang kawan saya dikampus mengatakan maskapainya "The King of Delayed". Meskipun di Riau saat ini sedang dilanda kabut asap , tapi tetap saja di kondisi apapun pesawat ini mengalami keterlambatan.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya jadi berangkat juga, tumben gak terlalu lama, hehe. Memasuki pesawat, aku duduk di barisan tengah. Sepanjang perjalanan aku tertidur karena mengantuk sangatlah sebab pagi-pagi berangkatnya dan harus menunggu dulu pula, beruntung pula duduknya dekat dengan jendela pesawat, :D. Menjelang mendarat, karena pesawat terbang rendah, pandanganku tertuju ke Bumi Lancang Kuning ini, bukan pemandangan hamparan hutan nan hijau dan sungai-sungai saja kali ini. Melainkan hamparan kebun kelapa sawit yang terbentang luas berhektare-hektare .Wow! Aku baru teringat akan ucapan Gubernur, yang mengatakan bahwa ladang sawit di Riau ini yang salah satunya terluas di Asia Tenggara. Betapa tidak, setiap tahun Riau dilanda kabut asap dikarenkan pembakaran hutan oleh para peladang atau lahan gambut yang mudah terbakar pada kondisi cuaca panas. Setelah terbakar,dan hutan lenyap, barulah mereka menebar benih sawit disana. Dan lagi-lagi pemandangan miris itu harus aku saksikan dari atas pesawat ini manakala (aku ada feeling kalau yang sedang kulalui itu daerah seputaran Pelalawan - Kampar) menilah beberapa titik api yang tersebar tak terlalu jauh jaraknya dengan kepulan asap yang menggumpal di angkasa. Astaghfirullah, inilah rupa daripada fenomena "penyiksa musiman" Riau setiap tahunnya.
Setelah mendarat dan mengambil bagasi langsung aku keluar dari terminal menuju kedepan tempat jemputan. Tapi , tak ada kulihat keluargaku yang menjemput. Dan aku baru dapat telepon dari mama bahwa papaku sedang di kantor dan mama terlambat menjemput karena sedang ada urusan. Tapi segera menyusulku. Dan itu berarti aku harus menunggu sekitar setengah hingga satu jam lagi?? alamaak...
Tapi tiba-tiba pandanganku tersita dengan sebuah kendaraan besar, bus kuning biru yang tepat melintas didepan bandara ada dua bus yang menyusul kemudian. Dan,, "Oh iya itu kan busway Trans Metro Pekanbaru!" Nah darisana aku baru yakin kalau bus Trans Metro benar-benar sudah beroperasi dan lebih senangnya rute bus ini juga melewati bandara. Langsung saja aku segera menuju halte SAUM ini sekitar 50-60 meter berjalan kaki dari depan bandara , tak jauhlah... :D.
Begitu sampai aku langsung disambut oleh penjual karcis Trans Metro Pekanbaru ini. Yah, untuk sementara sosialisasi, sistem jual beli karcis diterapkan, kedepannya baru kartu elektronik isi ulang (kayak pulsa Hp gituu,, :D ).
Yup perjalanan dengan menggunakan bus trans metro, busway ala kota bertuah benar-benar menyenangkan. Kondisi interior dalamnya yang full AC dan susunan tempat duduk serta adanya handle untuk penumpang yang berdiri persis sama dengan bus Trans Jakarta. Begitu pula dengan sistem jemput penumpang di tiap halte. Sebenarnya bus trans metro ini dipersembahkan oleh pemerintah guna memenuhi transportasi masyarakat secara lebih represetatif dari sebelumnya .
Yup, layaknya seorang turis, sepanjang perjalanan aku happy-happy aja tuh, melihat pemandangan kota Pekanbaru yang sudah banyak berubah dari segi fisik betul-betul menunjukkan ciri khas sebagai kota melayu, namun sulit menemukan sisi melayu itu pada masyarakatnya kini :p. Dan kebetulan pula jalanan pada saat itu lenggang sekali dan udara juga sejuk :).
Dan Alhamdulillah, akhirnya kusampai juga di halte pelita pantai, disini sebelumnya aku dah bilang ke mama untuk dijemput darisini saja, dan ternyata betul, mama sudah menunggu disini. Perjalanan yang berkesan setiap hendak pulang :). Terimakasih juga pada bus Trans Metro Pekanbaru :).
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.