Gambar dari Riaupos edisi cetak
Tanggal 8-9 Juni lalu, digelar ritual Bakar Tongkang yang merupakan agenda tetap kalender pariwisata nasional Indonesia di kota Bagansiapi-api , kabupaten Rokan Hilir.
Event ini kembali digelar guna ikut menyukseskan Agenda Tahun Kunjungan Indonesia, Visit Indonesia 209 dan Visit Riau 2009 .
Event ini dihadiri oleh gubernur Riau, beserta jajaran pemprov, Bupati Rokan Hilir beserta jajaran pemkab, Menteri BAPPENAS, dan seluruh elemen masyarakat, seluruh masyarakat tionghoa bahkan hingga dari Singapura,Malaysia,Taiwan dan Hongkong .
Ritual Bakar Tongkang merupakan satu-satunya tradisi adat dan budaya etnis Tionghoa di pesisir Bagansiapi-api. Tradisi ini bermula sejak nenek moyang terdahulu, dimana ada 3 kapal besar (dalam perkataan melayu disebut "tongkang") yang berlayar dari negeri Tiongkok (Cina) menuju daratan Nusantara. Namun ditengah perjalanan 2 kapal karam ditengah laut, sehingga bersisa 1 kapal yang akhirnya berlabuh dipesisir Riau, tepatnya di Bagansiapi-api, Rokan Hilir. Menurut kepercayaan, Dewa memerintahkan agar para awak kapal untuk tinggal menetap di Bagansiapi-api dan sebagai keselamatanya agar masyarakat Tionghoa tetap hidup dengan makmur didaerah baru itu dan tidak kembali lagi ke daerah asal, dibakarlah tongkang tersebut. Dan tradisi yang melambangkan keharmonisan hidup antara etnis melayu dan tionghoa ini setiap tahunnya digelar.
Sampan kotak,perahu tradisional khas, ikut memeriahkan berlansungnya acara
Atraksi-atraksi seperti kesenian Barongsai
Atraksi seperti debus
Untuk diketahui, bahwa tongkang besar yang digunakan untuk ritual ini merupakan tongkang asli yang dibuat dari kayu yang bentuknya menyerupai bentuk asli dari tongkang yang sebenarnya.
Sebelum dibakar, Tongkang diarak keliling kota Bagansiapi-api
Dan Tongkangpun dibakar
setelah tongkang habis dibakar, konon masyarakat tionghoa mempercayai bahwa arah jatuh tiang tongkang menjadi penentu arah keberuntungan hidup .
wes,, keyeen,,,, nicepost....
ReplyDelete