Pages

Thursday, March 11, 2010

Tradisi Makan Sirih (Tepak Sirih) Dalam Adat Melayu (Bahagian 2)

Pada postingan saya sebelumnya mengenai Tradisi Makan Sirih bag.1 kita membahas mengenai sejarah tradisi makan sirih dan perangkat yang diperlukan untuk tepak sirih.

maka kali ini, kita akan membahas mengenai bahan-bahan yang digunakan dalam melengkapi sebuah tepak sirih.


1. Ramuan (Bahan) Berkapur-sirih


a. Sirih

Sirih adalah tanaman yang tumbuh di kawasan tropika Asia, Madagaskar, Timur Afrika, dan Hindia Barat. Sirih yang terdapat di Semenanjung Malaysia terdiri atas empat jenis, yaitu sirih Melayu, sirih Cina, sirih Keling, dan sirih Udang. Dalam bahasa Indonesia, dikenal berbagai nama spesies sirih seperti sirih Carang, Be, Bed, Siyeh, Sih, Camai, Kerekap, Serasa, Cabe, Jambi, Kengyek, dan Kerak.

Dalam ilmu biologi, sirih dikenal dengan nama Piper Betle Linn dalam keluarga Piperaceae. Nama betel adalah dari bahasa Portugis – betle, berasal dari kata vettila dalam bahasa Malayalam di negeri Malabar. Dalam bahasa Hindi, sirih lebih dikenal dengan nama pan atau paan dan dalam bahasa Sunskrit disebut tambula. Bahasa Sri Lanka menyebut sirih dengan bulat, sedangkan dalam bahasa Thai disebut plu.

Sirih tumbuh menjalar dan memanjat pada batang pohon atau para-para. Bentuk daunnya bulat lonjong dengan ujung agak lancip. Daun sirih yang subur memiliki ukuran lebar 8 cm – 12 cm, dan panjang 10 cm – 15 cm. Sirih sesuai ditanam di cuaca tropis, di tanah yang gembur dan tidak terlalu lembap, serta cukup air.

Sirih Udang memiliki urat daun dan gagang berwarna merah. Sirih Cina mempunyai rasa yang lebih lembut dibanding sirih Melayu. Namun sirih Melayu adalah jenis yang digemari oleh kalangan yang makan sirih, juga banyak dipakai dalam adat resam. Sirih Melayu berdaun lebar dan warnanya hijau pekat. Jenis sirih yang lain, sirih Keling, berukuran kecil dan warnanya hijau gelap, rasanya lebih pedas dan daunnya agak keras.

Rasa pedas sirih disebabkan oleh sejenis minyak yang mengandung fenol dan bahan-bahan terpene. Zat-zat lain yang terkandung dalam daun sirih adalah kalsium nitrat, sedikit gula, dan tanin. Rasa enak daun sirih ditentukan oleh jenis daun sirih itu sendiri, umurnya, cahaya matahari, serta letak daun pada batang sirih. Daun sirih yang paling enak adalah yang terdapat di bagian atas dahan-dahan sisi, dan yang berukuran paling besar. Sirih hutan tidak boleh dimakan, karena selain daunnya keras, juga rasanya tidak enak. Sirih hutan tumbuh di pohon yang terdapat di hutan hujan tropis.

Daun-daun sirih yang terdapat di bagian bawah dan berukuran kecil dipakai sebagai obat oleh dukun-dukun Melayu. Sirih bertemu urat adalah jenis yang dipilih oleh bidan untuk pengobatan tradisional. Pada saat ini, sirih masih menjadi bagian penting bagi masyarakat Melayu, walaupun tidak banyak lagi orang yang memakannya.


b. Pinang



Pinang adalah tumbuhan tropis yang ditanam karena keindahannya, serta untuk mendapatkan buahnya. Tingginya bisa mencapai 10 meter, bentuknya runcing pada bagian pucuk. Garis tengah batangnya antara 15 cm hingga 20 cm. Buah pinang berwarna hijau pada waktu masih muda, dan apabila sudah masak akan berubah menjadi kuning serta merah.

Nama ilmiah pinang adalah Areca catechu. Dalam bahasa Hindi buah ini disebut supari, dan pan-supari untuk menyebut sirih-pinang. Bahasa Malayalam menamakannya adakka atau adekka, sedang dalam bahasa Sri Lanka dikenal sebagai puvak. Masyarakat Thai menamakannya mak, dan orang Cina menyebutnya pin-lang.
Pohon pinang dibiakkan dengan cara menanam bijinya yang sudah cukup masak. Biasanya biji yang akan ditanam disemai dulu, baru kemudian ditanam dalam pot atau tas plastik. Jika masih kecil, pohon pinang cocok ditanam di dalam pot, tetapi jika sudah besar sebaiknya ditanam di tanah bebas.







Buah pinang bisa dipakai sebagai obat. Pucuk Areca catechu dan pucuk-pucuk Areca borneensis serta Areca trianda bisa dimakan. Pucuk Areca hutchinsoniana digunakan untuk menghilangkan jamur. Untuk mengobati luka-luka, dapat digunakan ampas pinang yang sudah direbus.

Alkaloid dalam pinang termasuk arekolin, arekaidin, arekain, guvacin, arekolidin, guvakolin, isoguvakolin, dan kolin. Arekolin yang toksid bersifat sebagai obat bius nikotin bagi sistem saraf. Zat ini menyebabkan penyakit ayan yang berakhir dengan kelumpuhan. Akibat lebih fatal adalah kematian, yang terjadi jika pernafasan terhenti.

Arekolin adalah pembasmi parasit dan cacing, serta bersifat seperti asetil kolin. Pinang mengandung lebih kurang 15% tanin merah dan 14% lemak. Buah pinang muda dikunyah dan airnya ditelan untuk mengobati darah dalam air kencing. Jus pinang muda digunakan sebagai obat luar untuk rabun.


c. Gambir

Gambir adalah tumbuhan yang terdapat di Asia Tenggara, termasuk dalam keluarga Rubiaceae. Daunnya berbentuk bujur telur atau lonjong, dan permukaannya licin. Bunga gambir berwarna kelabu. Gambir biasanya dimakan dengan sirih. Gambir juga dimanfaatkan sebagai obat, antara lain untuk mencuci luka bakar dan kudis, mencegah penyakit diare dan disentri, serta sebagai pelembap dan menyembuhkan luka di kerongkongan.


d. Tembakau

Tembakau adalah tumbuhan herba semusim yang ditanam untuk diambil daunnya, digunakan untuk membuat rokok dan cerutu. Tumbuhan ini termasuk dalam keluarga Solanaceae. Tembakau bisa tumbuh dalam iklim yang berbeda-beda. Pada masa awal pertumbuhan, tembakau membutuhkan suhu yang panas dan lembap dengan banyak hujan. Akan tetapi menjelang dipetik, tembakau harus berada pada musim kering agar diperoleh daun-daun yang baik. Daun-daun tembakau yang bermutu tinggi hanya bisa dihasilkan di kawasan-kawasan tertentu saja. Jenis tembakau yang sama jika ditanam di tempat lain bisa menghasilkan mutu daun yang lebih rendah.

Tanah liat yang padat dan subur akan menghasilkan daun-daun tembakau yang berukuran lebar. Daun tembakau seperti ini cocok untuk dibuat cerutu dan tembakau pipa. Pada tanah yang berpori serta berhumus akan dihasilkan daun-daun tembakau yang kecil serta lembut, yang cocok untuk tembakau rokok. Pohon tembakau yang subur bisa mencapai ketinggian 2 meter, dengan lebar daun 30 cm – 40 cm serta panjang 40 cm – 50 cm.

Daun tembakau yang baik untuk rokok adalah yang berwarna kuning muda atau kuning keemasan, mempunyai bau wangi, rasa yang sedap, serta mengeluarkan asap yang mengandung asam. Daun seperti ini banyak mengandung karbohidrat dan sedikit amida, nitrogen, banyak fosfat dan kalsium. Sedangkan daun tembakau yang baik untuk cerutu adalah yang berwarna kuning tua, mengeluarkan asap yang mengandung alkali, dan mempunyai urat-urat daun yang halus.


e. Cengkih
Cengkih adalah sejenis rempah yang berasal dari Maluku, Indonesia. Cengkih juga banyak terdapat di Zanzibar, Madagaskar. Pohon cengkih tumbuh setinggi 8 -sampai 12 meter. Daunnya runcing dan bergagang pendek. Bunga cengkih muncul pada setiap ujung ranting. Kuncup bunga cengkih dipetik sebelum sempat mengembang menjadi bunga.
Nama ilmiah bunga cengkih adalah Eugenia aromatika.

Pohon cengkih membutuhkan iklim panas serta lembap dengan curah hujan sebanyak 150 – 250mm per tahun, dan suhu 15o – 38oC. Tanah yang paling cocok untuk cengkih adalah tanah gembur yang mengandung humus dan tanah laterit.
Cara membiakkannya adalah dengan menanam biji benih. Benih cengkih ditanam hingga umur 1,5 – 2 tahun di ladang dengan jarak 5 m. Cengkih bisa dipanen untuk pertama kali jika sudah berumur tujuh atau delapan tahun. Pohon cengkih akan terus berbunga hingga umur 60 tahun, ada kalanya bahkan sampai 130 tahun.

Bunga cengkih mengeluarkan aroma yang khas, digunakan sebagai rempah dalam beberapa masakan, juga dimakan bersama daun sirih untuk menambah rasa manis dan enak. Minyak cengkih digunakan dalam pembuatan obat dan minyak wangi. Di beberapa negara, cengkih dicampurkan dengan tembakau dalam rokok.


f. Kapur

Kapur berwarna putih, liat seperti krim yang dihasilkan dari cangkang siput laut yang telah dibakar. Serbuk cangkang tersebut dicampur air agar mudah dioleskan di atas daun sirih. Selain kapur jenis ini, terdapat kapur yang tidak bisa dimakan, yaitu kapur yang digunakan dalam bangunan rumah.

Kapur juga bisa diperoleh dengan membakar batu kapur (kalsium karbonat/CaCO3). Apabila dibakar dengan suhu tertentu kapur akan mengeluarkan gas yang disebut karbon dioksida (CO2) dan menjadi kalsium oksida (CaO). Kalsium oksida ini jika dicampur dengan sedikit air akan mengembang serta menjadi serbuk kapur yang dikenal sebagai kalsium hidroksida (Ca(OH)2).

enam bahan yang harus diracik, untuk menikmati nyirih/nyusur, tentunya diletakkan dalam cembul dengan urutan penempatan harus sesuai, jangan ditukar posisinya karena mengusik adat.


bersambung ke bahagian 3


sumber : http://melayuonline.com
penulis : Mahyudin Al Mudra
foto : http://melayuonline.com

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.