Pages

Saturday, March 6, 2010

Bahasa Melayu Riau Goes to Bahasa Resmi PBB

Bahasa Melayu Riau Menuju Bahasa Resmi PBB

Saya dapat message dari teman di fesbuk. Apa gerangan message yang buat saya senyum-senyum sendiri? Ya, judul dari message teman itu mengenai kabar bahasa Melayu Riau yang diusulkan oleh pemerintah provinsi Riau menuju bahasa Resmi PBB.


Bahasa Melayu sudah semestinya diapresiasi dengan dijadikan bahasa resmi ketujuh di PBB. Usaha itulah yang tengah dilakukan Pemprov Riau.


Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) kembali mengajukan Bahasa Melayu sebagai bahasa resmi Persikatakan Bangsa-Bangsa (PBB). Saat ini, badan dunia itu telah memiliki enam bahasa resmi, yakni Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, China dan Arab.


Kepala Bidang Nilai Budaya, Bahasa dan Seni Disbudpar Riau, Tien Marni dalam perbincangan dengan wartawan, menyebutkan sebenarnya usulan tersebut merupakan rekomendasi konvensi Bahasa di perhelatan Festival Budaya Melayu se Dunia di Pekanbaru, tiga tahun lalu.



"Tahun 2007, hasil kovensi bahasa telah merekomendasikan Bahasa Melayu sebagai salah satu bahasa resmi di PBB. Tetapi entah kenapa, usulan itu 'mandeg'," tuturnya.


Kendati begitu, imbuh seniwati ini, kini Riau kembali memperjuangkan penggunaan Bahasa Melayu di PBB. Persiapan untuk mematangkan rencana itu telah dilakukan. Salah satunya dengan membentuk tim khusus yang akan menindaklanjuti dan meneliti mengapa usulan tersebut menjadi terhenti selama tiga tahun lebih.


Tien menambahkan, rencana pengajuan kembali penggunaan Bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar di PBB ini tidak menyebutkan spesifik bahasa Melayu Riau (Bahasa Indonesia). Tetapi dalam Festival Budaya Melayu yang digelar di Bandar Seni Raja Ali Haji Pekanbaru, semua utusan dari negara-negara jiran seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam tidak keberatan jika kelak PBB menggunakan Bahasa Melayu Riau sebagai bahasa resmi PBB.


"Hakikatnya yang direkomendasikan peserta Konvensi Bahasa itu adalah Bahasa Melayu. Tetapi peserta Konvensi Bahasa jika mempersoalkan bila kelak yang digunakan itu adalah Bahasa Melayu Riau yang kini dijadikan sebagai Bahasa Indonesia. Karena Bahasa Melayu yang digunakan di Indonesia sangat mirip dengan Bahasa Melayu yang digunakan masyarakat Melaysia, Singapura, Brunei dan negara lainnya," tuturnya.

Untuk mempersiapkan Bahasa Melayu Riau dijadikan bahasa pengantar di PBB, Pemprov Riau telah membuat beberapa arsip kebudayaan dan bahasa seperti membuat Etimologi Melayu, Ensklopedi Bahasa Melayu, Atlas Bahasa Melayu, Kamus Bahasa Melayu, Ekpedisi Kebudayaan Empat Sungai di Riau.


"Khusus untuk ekspedisi budaya, dua di antaranya sudah dirampungkan. Tujuan dari ekspedisi ini tidak lain untuk melihat asal usul kebudayaan Melayu. Dari hasil itu nanti diketahui posisi Melayu Riau di mana, baik di masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Dan dari hasil ekpedisi itu nanti memperkuat bahasa Bahasa Melayu yang akan dipakai di PBB itu adalah Melayu Riau," tukasnya.


Sementara itu, Budayawan DR Tenas Effendi yang dihubungi melalui telepon genggamnya, menyatakan mendukung rencana Pe


"Usulan menjadikan Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi PBB dianggap sudah layak mengingat saat ini terdapat 400 juta lebih bangsa di dunia yang menggunakan bahasa ini. Dari negara serantau (ASEAN) hingga ke Madagaskar. Dari bangsa-bangsa yang menggunakan Bahasa Melayu ini yang paling banyak adalah Indonesia," kata Tenas.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.