Thursday, November 26, 2009

Jakarta Tower Indonesia (Menara Jakarta)


Satu lagi megaproject yang akan menorehkan sejarah di dunia datang dari Jakarta, Indonesia.

Sebuah menara tertinggi di kawasan Asia segera dibangun di Jakarta.

Jakarta Tower Indonesia



Status: Under Construction
Completion: 2009
Height: 558.0m
Observation Deck: 395.5 m
Value of project: US$400 million



Sebagai perbandingan dengan menara-menara di Asia




Bangunan ini akan menjadi bagian dari Kemayoran Cyber City. Yang merupakan salah satu dari Jakarta CBDs baru. Afaik, saat ini mereka masih membangun fondasi dasar, dengan biaya Rp. 60 milyar (~ US $ 6 juta).


Jika sudah selesai, itu akan berdiri 558 m (1.831 ft) tinggi ke antena dan akan menjadi menara berdiri bebas tertinggi di belahan bumi selatan . Terletak di Kemayoran, Jakarta Pusat, bekerja pada awalnya dimulai pada tahun 1997, tetapi dihentikan oleh krisis ekonomi Asia. Pada tahun 2008, konstruksi belum dilanjutkan.




Sejarahnya




Pada saat rezim Suharto, Menara Jakarta dimaksudkan untuk menjadi struktur tertinggi di dunia. Perusahaan desain arsitektur internasional diundang untuk mengajukan desain untuk struktur. Desain sendiri harus mewakili Trilogi Pembangunan (pembangunan nasional pemerintah filsafat), Pancasila (filsafat nasional, yang terdiri dari lima faktor), dan Agustus 17 (hari kemerdekaan Indonesia). Desain yang menang ini diciptakan oleh Murphi / Iohn dari Amerika Serikat. Namun, karena rancangan itu terlalu mahal untuk mengembangkan, pemerintah memilih runner-up desain oleh Cina Timur Desain Arsitektur & Research Institute (ECADI), yang menciptakan Shanghai Oriental Pearl Tower di China.

Pembangunan menara itu pada awalnya dikembangkan oleh Sudwikatmono, Prajogo Pangestu dan Henry Pribadi, yang dioperasikan oleh perusahaan, PT Indocitra Graha Bawana. Biayanya diperkirakan sekitar 400 juta US Dollars (pada waktu itu masih sekitar Rp 900 miliar).

Awalnya, Menara Jakarta akan dibangun di kawasan Kuningan, tetapi Soerjadi Soedirdja, Gubernur Distrik Khusus Ibukota Jakarta pada waktu itu, tidak setuju, dan mengusulkan untuk membangunnya di daerah Kemayoran yang masih kurang dikembangkan.

Perusahaan desain arsitektur kaliber internasional diundang untuk berpartisipasi dalam kontes desain arsitektur untuk gedung ini. Ketentuan-ketentuan dalam kontes ini adalah bahwa gedung ini harus mengandung lambang Trilogi Pembangunan, Pancasila (5 Prinsip-prinsip dasar Republik Indonesia) dan pada tanggal 17 Agustus (Republik Indonesia hari deklarasi kemerdekaan). Desain dan maket menara itu diperlihatkan kepada Sekretaris Negara, Moerdiono (pada waktu itu) sebagai Ketua Badan Penyelenggara dan Pengembangan Bandar Baru Kemayoran di Sekretariat Negara.

Pada 1996, kontes ini dimenangkan oleh Murphi / Jahn dari Amerika Serikat. Hanya saja, karena desain ini terlalu mahal untuk dikembangkan, maka pemerintah memilih desain dari pemenang kedua yakni East China Architecture Design & Research Institute (ECADI), yang juga membangun Shanghai Oriental Pearl Tower di China. Desain ECADI ini dipilih karena para juri menganggap rancangan ini sederhana dan masih bernuansa Asia.

Penunjukan pembangunan dilakukan pada tahun 1997 oleh Gubernur DKI Jakarta, Soerjadi Soedirdja dan Sekretaris Negara, Moerdiono setelah disetujui oleh Presiden Soeharto di Kantor Eksekutif Presiden di Jakarta. Presiden Soeharto mengusulkan agar nama Menara Jakarta diganti ke Menara Trilogi.

Pembangunan Menara Trilogi mulai dilaksanakan pada tahun 1997. Karena anggaran tumbuh, pengembang mulai mencari suntikan dana dari investor asing. Total dana yang dibutuhkan untuk sekitar 560 million US dollar (pada waktu itu sekitar Rp 1,2 triliun). Kelompok asing itu ditujukan memiliki beberapa saham dan sisanya dipegang oleh pengembang dalam negeri.


Konstruksi




Menara Jakarta akan dibangun di daerah mengukur 306.810 meter persegi. Bangunan itu sendiri akan mengukur 40.550 meter persegi dan 558 meter, melampaui Q1 (344m) di Australia untuk menjadi bangunan tertinggi di belahan bumi selatan. Menara Jakarta akan lebih tinggi daripada saat ini menyelesaikan struktur berdiri bebas dan lebih dari empat kali lebih tinggi dari Monas (Monumen Nasional Jakarta, 137m).

Seperti awal 1997 desain, pengembangan baru panggilan untuk menara untuk memiliki tiga kaki berbentuk silinder, berdiameter 13.2m, yang akan bangkit 500m. Dua kaki akan memiliki tiga lift masing-masing, perjalanan 7m per detik. Kaki ketiga akan berisi delapan lift, didedikasikan bagi pengunjung. Menara akan mencakup diameter 40m, 15m cincin beton tinggi, dan akan tertanam dengan diameter 80m yayasan terdorong untuk 58m ke tanah.

Menurut pengembang, Menara Jakarta akan menggunakan lebih dari 20.000 pekerja untuk pengembangan dan lebih dari 40.000 tenaga kerja setelah gedung dalam operasi penuh.


Fasilitas


• 144.000 meter persegi parkir • 17-lantai gedung podium tinggi • lift bisa mencapai puncak menara • restoran berputar • mal mega • kafe • taman hiburan • museum sejarah Indonesia • hotel • serbaguna / ruang rapat yang dapat menampung 10.000 pengunjung • 8.000 ruang kantor meter persegi • pusat pameran • pusat pendidikan dan pelatihan • pusat multimedia yang menyertai pemancar televisi dan siaran radio • pusat perdagangan bisnis • pusat olah raga

Sebanyak 4-6 million diperkirakan pengunjung setiap tahun akan datang dengan Jakarta Tower.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kris Hadiawan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger