Kali ini perjalanan liburanku ke daerah Petapahan kabupaten Kampar, Riau.
Bersama keluarga kami berangkat dari Kota Pekanbaru melalui jalan akses dari terminal bandar raya payung sekaki. Sungguh tak kusangka karena jalan disekitaran bandar raya payung sekaki ini kondisinya cukup mulus karena sudah diaspal.
Dan perjalananpun dilanjutkan menuju daerah Pantai Cermin. Namun sebelumnya, pemandangan memprihatinkan kami dapati disekitaran ujujng jalan menuju persimpangan. Yah sampah-sampah berserakkan dipinggir jalan. Sampah-sampah ini sengaja dibuang oleh masyarakat yang lalu lalang melewati jalan ini dan menjadikannya sebagai tempat akhir pembuangan. Ditambah tidak adanya petugas kebersihan yang mengangkut. Hal ini amat disayangkan sekali. Ya selain jalan ini baru saja dibangun oleh pemko untuk akses ke terminal dan tentunya "rute" petugas kebersihanpun tidak melewati daerah ini. Dan amat disayangkan lagi, kalau kesadaran masyarakatpun masih rendah, padahal sudah dibuat papan dilarang membuang sampah oleh warga setempat.
Nah, perjalanan dilanjutkan ke daerah Pantai Cermin. Disini saya banyak melihat pemandangan perkebunan kelapa sawit dan jalan tetap masih mulus. Sebelumnya kami terlebih dahulu singgah untuk sarapan di salah satu rumah makan. Menunya sederhana saja yaitu gado-gado dan cukup enaklah :).
Usai sarapan, perjalanan kami lanjutkan kembali. Akhirnya kami sampai juga di daerah Pantai Cermin. Pantai Cermin merupakan salah satu desa yang terdapat di kabupaten Kampar ini. Kenapa dinamakan Pantai Cermin? Konon menurut salah satu cerita yang berkembang di masyarakat setempat, jaman dahulunya desa ini merupakan desa yang terletak di pinggir sungai Kampar yang amat luas. Karena saking luas dan dalamnya, maka sungai Kampar digunakan pada saat itu sebagai jalur perdagangan oleh masyarakat melayu Kampar pada saat itu. Dan, pinggiran sungai itu di desa ini menyerupai seperti pinggiran laut/pantai. Airnya bening seperti cermin sehingga orang-orang bisa berkaca di air tersebut. Oleh masyarakat disebutlah desa tersebut dengan Pantai Cermin. Kini, sungai besar itu tidak seluas dulu dan tidak lagi sampai ke daerah ini.
Setelah melalui desa Pantai Cermin, kini daerah yang kami lalui terdapat sebuah makam seorang guru / ulama melayu besar, di papan petunjuk, tertera kalau tidak salah makam "Said Abdurrachman" , "Said Abdul Jalil". Kemudian, setelah melanjutkan beberapa kilometer perjalanan, kami melewati daerah yang disebut Majapahit. Dan tentu pasar yang terdapat disanapun bernama majapahit juga. Rada aneh memang, dikarenakan namanya bukan nama melayu. Yup, benar, daerah Majapahit ini merupakan daerah masyarakat keturunan atau transmigran yang berasal dari pulau Jawa.
Nah akhirnya aku sampai juga didaerah Petapahan. Petapahan merupakan sebuah desa di kecamatan Tapung. Desanya kini cukup ramai. Pada jaman dahulu Petapahan dikenal sebagai pusat perdagangan yang ramai di Riau pedalaman di jalur transportasi sungai Siak. Kini, daerah ini dikenal sebagai daerah penghasil minyak bumi yang dikenal di blog Langgak. Pengelolaannya kini oleh PT Chevron Pacific Indonesia. Seperti halnya kawasan area produksi lain yang dikelola oleh PT CPI, di Petapahan pun dibangun kompleks produksi dan camp bagi karyawannya.pegawai dan staff perusahaan ini.
Setelah melewati kawasan camp kerja CPI di Petapahan, perjalananpun dilanjutkan kembali hingga akhirnya sampai ditujuan, di kawasan taman wisata rekreasi Bukit Naang. (bersambung)...
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.